Minggu, 02 Juni 2013

Musisi Babel Unlike Moneypolitics

Panggung Apresiasi Musisi Bangka Belitung,

Money Politic = Kriminalisasi Kecerdasan Bangsa

 Lapangan Merdeka, 26 Mei 2013 Jam 10.00 sd 17.30 WIB
  Menjelang Pemilukada Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka dan Pemilu 2014, sangat sering ditemukan praktik politik uang, pembagian beras, mukenah, dll. Memang hal ini seperti berita yang biasa saja, bahkan semakin jenuh media memberitakannya maka kelak dipastikan hal ini menjadi suatu kebiasaan.
Kembali kita hidup dalam suatu kesalahan yang kita sepakati untuk diberikan nilai kebenaran. Uniknya gerakan penolakan terhadap maraknya tindak pidana Money Politik di Bangka dan Pangkalpinang justru dilakukan dari kalangan Musisi, yang biasanya apatis, apolitis dalam gambaran musisi seakan-akan hidup dalam alamnya sendiri dan tidak memiliki hubungan dengan kebijakan atau kualitas politik di daerahnya.
Gerakan penolakan terhadap Politik Uang, Beras, dan Janji di Bangka Belitung telah menuju pada pemikiran bahwa MONEY POLITICS adalah sebuah tindakan Kriminalisasi Kecerdasan Bangsa. Money Politik adalah Pintu Gerbang perilaku Korupstif para pejabat, masyarakat diajarkan untuk tidak mandiri, sifat ketidakikhlasan dipertunjukkan dan yang paling penting adalah menciptakan ke kelambanan Bangsa Indonesia menuju negara yang maju. Beberapa hal tersebut kami namakan sebuah kondisi MASYARAKAT YANG TIDAK CERDAS. Dalam hal ini salah satu kelompok masyarakat yang paling akan merasakan dampak buruk dari perilaku Money Politik ini adalah Kalangan Musisi lebih spesifik lagi adalah Band Indi (Band yang memproduksi lagu sendiri secara indipenden) .

Negara dengan tingkat kecerdasan publik nya tinggi akan mempengaruhi maju mundurnya kehidupan Band Indie di Negara tersebut. kemajuan Band Indie akan mendapat dukungan yang besar jika perekonomian lokal berkembang , pemda tidak koruptif,  Masyarakat memiliki sikap mandiri (Sikap Ingin Gratisan), mampu menghargai hasil karya cipta. Oleh sebab itu kelompok musisi bangka belitung perlu melakukan sesuatu dalam sebuah Panggung Apresiasi Seni berjudul Money Politic = Kriminalisasi Kecerdasan Bangsa pada tanggal 26 Mei 2013 di Lapangan Merdeka - Pangkalpinang. Kegiatan aksi para musisi yang dikordinir oleh GANESHA MANAGEMEN ini sebenarnya telah diawali dengan diskusi yakni :
1. Melihat minimnya Iklan Radio FM yang memberikan pendidikan politik pencerdasan, Ganesha bersama para musisi secara swadaya memproduksi Iklan Layanan Masyarakat berjudul : Jingle Pemilih Cerdas. Klik :


2. Pada Tanggal 11 maret 2013, mengundang Komisioner ORI Khoirul Anwar (yang kebetulan sedang bertugas melakukan sosialisasi mengenai ORI di Bangka Belitung) untuk memberikan narasumber diskusi mengenai Hak Pemilih untuk mendapatkan Kepastian Pemilu yang Jujur, rahasia, Adil dan langsung.
Pirwan,SKM Dir PDKP BABEL, Khoirul Anwar ORI, Muh.Choirie,SH PDKP BABEL, Ahmad Albuny,SH, Elvin Mustika, Dir.Ganesha Managemen, Ahmad Fauzi,SH PDKP BABEL
3. Pada Tanggal 20 mei 2013, melakukan diskusi dengan Komisioner Ketua Bawaslu Bangka Belitung, KPUD BABEL dan KPID BABEL untuk memastikan kesiapan Penyelenggara Pemilu mampu mempersiapkan Pemilu yang Jujur, rahasia, Adil dan langsung serta CERDAS di bangka belitung.

Ketika Ganesha ke BAWASLU BABEL ehh.. ada Komisioner ORI dari Jakarta Berkunjung


4. Pada tanggal 18 Mei 2013 bertempat di sekretariat Ganesha Managemen, sekitar 25 orang dari perwakilan Band-band Indie Bangka Belitung diadakan diskusi dengan menggunakan pola partisipastif yakni semua peserta diskusi diminta untuk menuliskan secara jujur sikap dan pandangannya terhadap rencana kegiatan ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan aspirasi dari seluruh komunitas band yang hadir pada saat itu. :

Diskusi menggunakan Kertas Metaplan, untuk menemukan Pandangan Musisi tentang Money Politics dan Kegiatan ini

Dari kumpulan jawaban para peserta diskusi diperoleh jawaban bahwa :

1. Sebagian besar musisi mengakui anggapan bahwa musisi tidak suka politik karena Perilaku Berpolitik para politisi yang ada saat ini penuh dengan intrik dan selalu bertemakan tentang pelaku korupsi, kemudian musisi memilih tidak suka politik karena menimbulkan perpecahan/gap/kelompok-kelompok. 
Bang Jo, fasilitasi pertemuan diskusi, bikin diskusi jadi lebih hidup alias partisipatif

2. Seluruh peserta musisi yang hadir memahami bahwa praktik money politik adalah tindakan tidak mencerdaskan, tidak jujur dan pada akhirnya menciptakan calon koruptor Indonesia dimasa yang akan datang. 
"Silahkan tulis, tidak perlu kasi nama dikertas, bebas tuliskan jawaban kamu ya, apa adanya"
 3. Beberapa sikap dimunculkan antara lain : Meminta koordinator memastikan tidak adanya orang/kelompok/band yang akan menunggangi kegiatan dengan berkampanye untuk salah satu calon/parpol, meminta penyelenggara memastikan bahwa seluruh band yang hadir harus bisa kompak dilapangan.
Aksi Unjuk Rasa berupa Panggung Apresiasi Seni berjudul Money Politic = Kriminalisasi Kecerdasan Bangsa digelar dengan penerbitan STTP dari POLDA BABEL Nomor : STTP/06/V/2013/DIT INTELKAM, Izin pemanfaatan Lapangan Merdeka melalui Surat Nomor :435/55/DISBUDPARPORA/V/2013 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata. Semua ini tidak mudah dilakukan, penyelenggara GANESHA MANAGEMEN harus berupaya meyakinkan bahwa kegiatan ini tidak bersifat komersil dan independen (Tidak membawa Kepentingan Parpol, Cabup, Cawako maupun Caleg) kepada Pemkot Pangkalpinang, Polda Babel, Bawaslu Babel, KPID Babel, KPUD BABEl, Rektor Univ UBB, STIE IBEK, Beberapa Kepala Sekolah SMA dan SMK, dan tentunya kepada para Band.
Untuk itu, pasal pencemaran nama baik akan dikenakan kepada setiap narasumber/band/peserta yang membawa atribut dan berkampanye untuk kepentingan salah satu calon/parpol pada saat kegiatan panggung apresiasi ini dilakukan.
Aksi sudah dimulai sejak pukul 10.00 WIB hingga 17.30 WIB, berikut adalah para narasumber / band yang mengisi panggung apresiasi ini:

  1. Elvin Mustika, Direktur Ganesha Managemen; 
  2. Ibrohim, SH,MH , Utusan dari Universitas UBB-Bangka Belitung;
  3. Ibu Anjar, Utusan dari STIE IBEK – Pangkalpinang;
  4. Bpk. Senja Nirwana, dari KPID-Bangka Belitung;
  5. Zulterry S.SOS, dari Bawaslu Bangka Belitung;
  6. Pirwan,SKM, Direktur Lembaga Pusat Dukungan Kebijakan Publik Bangka Belitung;
  7. Muhammad S.Sos, Pemuda Desa Petaling – Bangka;
  8. John Ganesha, Musisi Bangka Belitung;
  9. Penti Pdon (Penggiat Media)
  10. D’Blessed Band (Bangka Tengah);
  11. Sukma Band (Bangka Selatan);
  12. A.B.E Band (Bangka Barat);
  13. Seven Last Dream (Bangka);
  14. Water Band (Pangkalpinang);
  15. Jamaican Style Reggae (Pangkalpinang);
  16. Buma Band ( SMKN 2 Pkpinang)
  17. Quink ( SMADA-Pkpinang)
  18. Forthebest Girlband (Pkpinang)
  19. Roda Band (Pkpinang)
  20. Reinkarnazi Underground (Pkpinang)
  21. A.F.W Band (Pkpinang)
  22. Kamela Band (Pkpinang)
  23. Rizki dan Betty (Pembaca Puisi)
  24. D’Coint Band (Pkpinang)
  25. Blue Bear Band (Pkpinang)
  26. Chicak Band (Pkpinang)

Happening Art dilakukan dalam bentuk
  • Gerakan Angkat Pena sebagai simbol masyarakat cerdas menolak Money Politics;
  • Patung Manusia melambang Kecerdasan (Patung Puith), Kekayaan (Patung Emas), dan Politik (Patung Abu-Abu).

Selama aksi dilakukan sambil bermusik diterik panas, semua musisi melakukan penyadaran publik dan menggugah warga untuk bersetuju pada PEMBERANTASAN PIDANA MONEY POLITIS dengan Pengumpulan Cap Tapak Jari tangan diatas Spanduk.