Minggu, 07 April 2013

Politik Beras dalam Pemkada Pilkada

Strategi Pemenangan Calon Kepala Daerah pastilah sesuatu hal yang telah diperhitungkan secara jeli oleh setiap pasangan calon dan wakil calon dimulai dari langkah meningkatkan popularitas (Pengenalan) hingga memperkuat daya elektibilitas (Keterpilihan). Untuk menyusun perencanaan politik tersebut setiap calon telah memiliki cara/kegiatan tersendiri untuk berinteraksi dengan pemilih berdasarkan latar belakang usia,pekerjaan dan jenis kelamin. Menurut John Ganesha Siahaan yang sering melakukan riset politik dibeberapa propinsi di Indonesia bahwa Perempuan adalah target group utama dari Strategi Money Politik yang akan dilakukan para calon kepala daerah.

Lebih jelasnya John Ganesha mengatakan “Lewat babelpos, saya ingin bicara pada para Ibu diPangkalpinang dan Bangka, sesungguhnya politik beras, uang dan barang (saya singkat MONEY POLITIK) itu memang ditujukan kepada para perempuan sebagai target group utama.” Ditambahkannya bahwa “Sesungguhnya para calon kepala daerah yang menggunakan cara cara MONEY POLITIK tersebut dalam keadaan sadar sedang memanfaatkan kondisi pendidikan politik kaum perempuan di Bangka dan Pangkalpinang yang masih rendah tersebut.”

Beberapa fakta minimnya pendidikan politik perempuan itu dibuktikan John ganesha dengan 1. Banyak Partai Politik saat ini sangat rumit mencari perempuan yang berkeinginan menjadi caleg padahal aturan UU Politik mensyaratkan 30% daftar caleg adalah keterwakilan perempuan. 2. Minimnya tingkat kehadiran perempuan baik sebagai peserta maupun menjadi narasumber dalam diskusi diskusi bertemakan politik, pemerintahan dan issue public dan 3. Khusus Bangka Belitung minim/tidak ada organisasi non pemerintah atau perkumpulan perempuan yang focus dalam issue kesetaraan Gender.

Untuk itu John Ganesha berjanji akan mengawasi kinerja KPUD dan Pengawas Pemilu di Bangka Belitung dalam memastikan kegiatan Pemkada dan Pemilu di Bangka Belitung bersih dari Politik Uang, Beras, dan Hadiah. “Sayangnya , Setelah adanya penetapan resmi dari KPUD siapa saja para calon kepala daerah maka barulah kegiatan bagi beras, uang dan Hadiah tersebut bisa dikenai sanksi pelanggaran. Saya berharap KPUD dan PANWAS di Bangka Belitung memiliki agenda yang sistematis untuk mencegah politik uang, misalnya membentuk posko-posko pengaduan yang memiliki mekanisme pelaporan yang sahi bisa dipertanggungjawabkan untuk menjerat pelaku Money Politik dalam Pemkada dan Pemilu di Bangka Belitung. Ayo KPUD dan PANWAS pimpin gerakan babel keluar dari pembodohan politik.” Jelas John Ganesha

Jumat, 05 April 2013

YUK KELUAR DARI PEMBODOHAN POLITIK


edopoksi, kordinator ganesha komunitas
Setiap kali pemilihan kepala daerah di manapun di Indonesia protes terhadap praktik politik uang, beras dan hadiah selalu muncul. Kabarnya Beras Uang dan Hadiah itu adalah alat untuk merebut hati masyarakat pemilih yang paling efektif dan diyakini beberapa calon kepala daerah pasti akan memenangkan dirinya. Hal inilah yang mendorong Ganesha Managemen bersama komunitas band nya membuat Jingle dan Berkampanye bertajuk Pemilu Bersih. Iklan ini bisa di dengar melalui situs : 




Dalam lagunya tersebut yang berjudul “Indonesia Tak Boleh Galau”, terdengar orasi bersemangat menyuarakan ajakan kepada masyarakat Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka untuk keluar dari pengaruh pembodohan politik pada pemkada bahkan terdengar pula ajakan tersebut diarahkan kepada seluruh masyarakat Bangka Belitung dalam menyambut Pemilihan Anggota DPR-RI/DPRD/DPD di Tahun 2014 nanti. Hal ini menjadi luar biasa, dikarenakan Komunitas Ganesha ini terbilang satu-satunya kelompok seni yang ternyata menunjukkan kepeduliannya kepada perbaikan pendidikan politik di Bangka Belitung.

Sejauhmana pemahaman tentang masalah ini telah dipahami oleh personal – personal yang ada di dalam komunitas Ganesha ditanggapi Edo Poksi, Ketua Komunitas Ganesha “Tidak perlu pemahaman yang rumit untuk mencerna apakah politik uang itu halal atau haram, benar atau salah, apalagi ikut atau tidak. Pokoknya tiap hari kalau kamu main ke Ganesha, kami pasti memberikan pemahaman ini. Tanggapan nya macam macam, ada yang 100% menghalalkan namun kebanyakan memilih silahkan ambil rezekinya, namun untuk memilih calon yang menyuap tersebut mereka sudah berani katakan TIDAK LAH YAU. Kalau mulut sudah berani bilang begitu, maka tinggal selangkah lagi jadilah sebuah tindakan.” 

JIka gerakan Ganesha ini benar-benar meluas menjadi wabah baru di Bangka belitung, masihkah berani para calon kepala daerah maupun caleg kelak melakukan praktik politik uang? Sebab dipastikan kemungkinan besar para pemilih yang telah disuap tersebut justru tidak akan memilih dirinya. Demi kemajuan Bangka Belitung, pemerintahan yang bersih dan kuat sangat dibutuhkan.